merupakan ikan hias yang sangat di sukai banyak orang. Ikan ini berasal dari malasyia, sumatra, jawa dan lainnya, ikan memiliki warna yang sangat indah dan menarik. Sehingga memiliki daya jual yang sangat tinggi di bandingkan dengan ikan lainnya.
Ciri khas ikan ini adalah sangat sensitif terutamanya ikan cupang jantan. Oleh karena itu, dalam pemeliharaan ikan ini biasanya di pisahkan satu persatu dengan ikan jantan lainnya untuk menghindari pertarungan. Berikut klasifikasi dan morfologi ikan cupang berdasarkan bentuk tubuh dan juga karakteristiknya.
1. Klasifikasi ikan cupang
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Superkelas : Gnathostomata
Kelas : Oesteochytes
Superkelas : Actinopterygii
Superordo : Achantopteri
Ordo : Perciformes
Subordo : Anabantoidei
Famili : Anabantidae
Subfamili : Ctenopinae
Genus : Betta
Spesies : Betta splendens.
2. Morfologi ikan cupang
Ikan cupang memiliki bentuk yang sangat langsing atau ramping, memiliki kepanjangan hingga 6-7 cm dan juga memiliki warna dasar kuning hingga sawo matang. Ikan ini memiliki jenis dan juga varietes yang sangat berbeda- beda, karena banyaknya persilangan. Ikan ini juga termasuk jenis famili ikan gurami, sepat dan juga lainnya.
Ikan ini memiliki sisik yang sangat halus, dan mengkilap. Sisik ikan ini memiliki bentuk persegi dengan ukuran 0,2 – 0,3 mm bahkan lebih kecil tergantung dengan ukuran tubuh dan varietesnya. Selain itu, memiliki tangkai dua di bagian depan berwarna kemerahan, kekuningan dan juga lainnya yang berukuran antara 0.6-1 cm tergantung pertumbuhan.
Ikan cupang ini memiliki warna yang sangat bervariasi dan juga beragam mulai dari warna merah pekat, warna kuning pekat, warna kebiruan dan juga warna lainnya. Namun, warna ini tergantung jenis dan juga varietesnya.
Ikan cupang juga memiliki sirip yang sangat bervariasi dan juga beragam mulai dari sirip yang berbentuk bulan, berbentuk kipas, berbentuk sisir dan juga ada yang berbentuk kain yang sangat tebal. Hal ini yang membuat ikan ini sangat menarik dan juga memiliki daya jual yang sangat tinggi.
Ikan cupang ini memiliki sifat yang sangat sensitif terhadap sejenis terutamanya ikan cupang jantan, berjumpa dengan ikan cupang jantan. Hal ini akan membuat ikan bertarung dan juga berkelahi apalagi jika dalam satu wadah. Oleh karena itu ikan ini sebaiknya di lakukan pemeliharaan dalam wadah berpisah.
- Morfologi
Ikan manfish mempunyai bentuk tubuh pipih dengan tubuh seperti anak panah dengan warna dan jenis yang bervariasi. Mempunyai sirip perut dan sirip punggung yang membentang lebar ke arah ekor sehingga tampak sebagai busur, dan pada bagian dadanya terdapat dua buah sirip yang panjangnya menjuntai sampai ke bagian ekor. Ukuran ikan Manfish bisa mencapai panjang 7,5 cm.
- Memiliki warna dan jenis yang bervariasi
- Bentuk tubuh pipih, dengan tubuh seperti anak panah
- Sirip perut dan sirip punggungnya membentang lebar ke arah ekor, sehingga tampak sebagai busur yang berwarna gelap transparan
- Pada bagian dadanya terdapat dua buah sirip yang panjangnya menjuntai sampai ke bagian ekor.
- Menjaga dan melindungi keturunannya.
- Bersifat omnivorus
- Tergolong mudah menerima berbagai jenis makanan dalam berbagai bentuk dan sumber
- Kepala Kecil lonjong
- Mulut Kecil
Untuk lebih jelasnya Lihat Gambar:
- Habitat Ikan Manfish
Ikan manfish hidup diperairan air tawar dengan kondisi perairan yang tenang serta banyak ditumbuhin oleh tanaman air. Suhu optimal untuk ikan manfish berkisar antara 24 – 30 oC dengan pH 6 – 8.
- Pemilihan Induk
Pemilihan induk yang baik merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan kualitas dan kuantitas telur dan larva. Ikan manfish yang dapat dijadikan induk setelah mencapai umur lebih dari 6 bulan dengan panjang induk jantan +7,5 cm dan panjang induk betina + 6.
- Ciri-ciri ikan manfish yang dapat dijadikan induk yakni :
1. Jantan : mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan induk betina. Kepala induk jantan terlihat agak besar dengan bagian antara mulut ke sirip punggung berbentuk cembung. bentuk badan lebih ramping dibandingkan dengan ikan betina.
2. Betina : Ukuran tubuh yang lebih kecil dan bentuk kepalanya yang lebih kecil Bagian perut yang lebih besar/gemuk serta terlihat agak menonjol.
2. Betina : Ukuran tubuh yang lebih kecil dan bentuk kepalanya yang lebih kecil Bagian perut yang lebih besar/gemuk serta terlihat agak menonjol.
Untuk penentuan pasangan secara cermat, yaitu dengan cara menyiapkan induk-induk yang telah matang telur dalam satu bak (2 x 2) meter persegi dengan ketinggian air + 30 cm. Umumnya ikan manfish akan memilih pasangannya masing-masing. Hal ini dapat terlihat pada malam hari, ikan yang telah berpasangan akan memisahkan diri dari kelompoknya. Ikan yang telah berpasangan ini segera diangkat untuk dipijahkan.
- Cara Pemijahan
1) Tempat pemijahan dapat berupa aquarium, bak atau paso dari tanah, diisi air yang telah diendapkan setinggi 30 – 60 cm.
2) Siapkan substrat dapat berupa daun pisang, seng plastik, kaca, keramik atau genteng dengan lebar + 10 cm dan panjang + 20 cm.
3) Substrat diletakkan secara miring atau terlentang.
4) Sebelum terjadi pemijahan, induk jantan akan membersihkan substrat dengan mulutnya.
5) Setelah terjadi pemijahan, telur akan menempel pada substrat. Untuk satu kali pemijahan telur dapt berjumlah 2.000 ~ 3.000 butir.
6) Selama pemijahan induk akan diberi makan kutu air dan cuk.
2) Siapkan substrat dapat berupa daun pisang, seng plastik, kaca, keramik atau genteng dengan lebar + 10 cm dan panjang + 20 cm.
3) Substrat diletakkan secara miring atau terlentang.
4) Sebelum terjadi pemijahan, induk jantan akan membersihkan substrat dengan mulutnya.
5) Setelah terjadi pemijahan, telur akan menempel pada substrat. Untuk satu kali pemijahan telur dapt berjumlah 2.000 ~ 3.000 butir.
6) Selama pemijahan induk akan diberi makan kutu air dan cuk.
- Pemilihan Benih
Setelah induk memijah, penetasan telur dapat segera dilakukan. ada beberapa cara penetasan telur :
Substrat yang telah ditempeli telur diangkat, untuk dipindahkan kedalam aquarium penetasan. Pada waktu mengangkat substrat diusahakan agar telur senantiasa terendam air, untuk itu dapat digunakan baskom atau wadah lain yang dimasukkan ke tempat pemijahan.
Telur ditetaskan dalam tempat pemijahan. Setelah menetas (2 ~ 3 hari) benih yang masih menempel pada substrat dapat dipindahkan ke aquarium. Pemindahan benih dilakukan dengan cara yang sama dengan poin (1).
- Pemeliharaan Benih
1) Aquarium tempat menetaskan telur maupun pemeliharaan benih sebelumnya harus di persiapkan dahulu, yaitu dengan mengisi air yang telah diendapkan + 10 cm, kemudian bubuhkan methyline blue beberapa tetes, untuk mencegah kematian telur karena serangan jamur. Selanjutnya beri tambahan oksigen dengan menggunakan pompa udara.
2) Telur dan benih yang masih menempel pada substrat tidak perlu diberi makan.
3) Setelah lepas dari substrat (3 ~ 4 hari) dapat diberikan makanan berupa rotifera atau kutu air yang disaring, selama 5 ~ 7 hari.
4) Selanjutnya benih diberi kutu air tanpa di saring.
5) Setelah seminggu diberi kutu air, benih mulai dicoba diberi cacing rambut.
2) Telur dan benih yang masih menempel pada substrat tidak perlu diberi makan.
3) Setelah lepas dari substrat (3 ~ 4 hari) dapat diberikan makanan berupa rotifera atau kutu air yang disaring, selama 5 ~ 7 hari.
4) Selanjutnya benih diberi kutu air tanpa di saring.
5) Setelah seminggu diberi kutu air, benih mulai dicoba diberi cacing rambut.
- Pembesaran
a) Setelah benih memakan cacing rambut, perlu dilakukan penjarangan di aquarium yang lebih besar.
b) Pada 1,5 bulan dapat ditebar sebanyak + 1.000 ekor benih pada bak tembok berukuran (1,5 x 2) meter persegi dengan tinggi air 15 s.d. 20 cm.
c) Selanjutnya penjarangan dilakukan 2 minggu sekali dengan membagi dua, sehingga tiap kolam diisi 100 ekor.
d) Pada keadaan terbatas kepadatan lebih dari 100 ekor, asal ketinggian air ditambah serta diberi pompa udara.
e) Pembersihan kotoran dilakukan setiap hari dengan menyiphon dan air sebagaimana semula.
b) Pada 1,5 bulan dapat ditebar sebanyak + 1.000 ekor benih pada bak tembok berukuran (1,5 x 2) meter persegi dengan tinggi air 15 s.d. 20 cm.
c) Selanjutnya penjarangan dilakukan 2 minggu sekali dengan membagi dua, sehingga tiap kolam diisi 100 ekor.
d) Pada keadaan terbatas kepadatan lebih dari 100 ekor, asal ketinggian air ditambah serta diberi pompa udara.
e) Pembersihan kotoran dilakukan setiap hari dengan menyiphon dan air sebagaimana semula.
3. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Koi
Ikan koi merupakan salah satu ikan hias yang memiliki harga jual yang tinggi dan juga sangat populer. Ikan ini termasuk dalam famili ikan mas atau “ Ciprynidae ” yang berasal dari negara jepang, dan sudah menyebar keberbagai wilayah lainnya. Ikan koi ini memiliki nama latin “ Cyprinus carpio ” yang memiliki warna yang sangat bervariasi.
Ikan koi ini merupakan hasil dari persilangan antara ikan karper dan ikan koi lainnya, sehingga menghasilkan keturunan yang sangat beragam dan memiliki warna yang sangat bervariasi. Ikan koi ini hampir sama memiliki klasifikasi dan morfologinya yaitu perhatikan sebagai berikut.
Klasfikasi Ikan Koi
Kingdom : animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Esteichthyes
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Teleostei
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyrinus
Spesies : Cyprinus carpio
Morfologi Ikan Koi
Ikan koi memiliki bentuk memanjang atau di sebut torpedo, mempunyai sirip punggung, sepasang sirip perut, sepasang sirip dada, dan juga mempunyai sirip di bagian ekor. Pada sirip ikan koi ini terdiri atas jari lunak, jari keras, dan juga memiliki selaput sirip. Alat yang membantu untuk berenag dengan cepat terletak pada bagian selaput sirip atau di sebut sayap.
Ikan koi juga memiliki bentuk kepala yang hampir sama dengan ikan mas koki, yang terdapat kumis kecil ( sungut ) yang di gunakan untuk mendeteksi makanan yang ada di sekitar habitatnya ataupun lainnya. Namun, badan atau bentuk tubuh pada ikan koi terdapat dua jenis yaitu epidermis dan juga dermis. Bagian ini sangat berperan penting bagi ikan terutamanya melindungi dari serangan hama dan penyakit ikan, serta juga melindungi kotoran pada tubuh ikan.
Ikan koi juga memiliki warna yang sangat bervariasi berupa berwarna kemerahan, kekuningan, keputihan, kehitaman, kecoklatan, blaster hitam putih, blastek merah hitam dan lain-lainnya, tergantung dengan varietes pada ikan koi.
Selain itu, bagian struktur pada ikan koi ini sangatlah banyak yaitu meliputi rongga mata, rongga insang, tengkorak, tulang belakang, sirip dada, tulang rusuk, sirip perut, tulang belakang, sirip punggung, sirip belakang dan sirip ekor.
Itulah klasifikasi dan morfologi ikan koi yang semoga bermanfaat dan berguna bagi para pembaca dan juga para pelajar lainnya
4. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Guppy
Ikan guppy adalah salah satu jenis ikan hias yang sangat populer dan banyak digemari masyarakat, ikan ini pertama kali ditemukan di Venezuela, Guyana dan juga di kepulauan Karibi pada tahun 1859. Ikan ini memiliki bentuk indah dan menarik yang dilengkapi dengan warna yang sangat beragam dan bervariasi.
Ikan ini termasuk kedalam ordo cyprinododontiformes dengan famili Poeciliidae yang memiliki nama latin atau nama ilmiah Poecilia reticulata. Namun, bersadarkan taksonomi ikan ini dapat diklasifikasikan dan morfologi sebagai berikut :
Klasifikasi ikan guppy
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cyprinodontiformes
Famili : Poeciliidae
Genus : Poecilia
Spesies : Poecilia reticulata
Morfologi ikan guppy
Ikan guppy ini merupakan salah satu ikan hias yang memiliki ukuran relatif jauh lebih kecil dibandingkan ikan jenis lainnya. Ikan jantan pada umumnya memiliki panjang mencapai 2-3, betina mencapai 4-6 cm jauh lebih besar di bandingkan dengan ikan jantan. Selain itu, ikan guppy ini memiliki warna yang sangat beragam dan juga bervariasi seperti merah, kebiruan, kekuningan dan juga silver serta kombinasi lainnya.
ikan ini dapat juga berkembang biak dengan baik pada priode sekitar 21 – 20 hari dan tergantung dengan suhu air yang digunakan. Setiap ekor indukan ikan guppy ini menghasilkan 80-100 ekor benih atau anakan ikan guppy per periodenya, namun banyak yang mengalami kematian karena benih atau anakan ikan guppy sangat rentan terhadapat suhu air maupun lainnya yang dapat menyebabkan anakan ikan guppy mudah mati.
Baca juga :
- Klasifikasi dan Morfologi Ikan Sepat Siam
- Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Bengkoang
- Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Pisang
Informasi tambahan :
- Dalam budidaya atau beternak ikan guppy ini sebaiknya harus memerhatikan kondisi suhu air maupun lingkungan dengan normak sekitar 27 Celcius untuk mendapatkan hasil yang jauh lebih maksimal
- Dalam pembenihan, sebaiknya peternak harus melakukan pemisahan di kolam atau akuarium tertentu, bertujuan untuk mempermudahkan proses pemijahan pada ikan guppy tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar